Banyak sekali berita yang telah mencoreng dunia pendidikkan kita. Apakah memang sudah parahkah dunia pendidikan Indonesia. Miris memang. Sebagai orang tua yang menginginkan anaknya menjadi anak yang soleh dan soleha tetapi setelah terjun ke dunia pendidikan ternyata dunia itu malah menjerumuskan anak2 kita.
Sebagai orang tua mungkin kita sudah mulai gerah dan risau dengan dunia pendidikkan di Indonesia ini. Tidak ada jaminan anak kita menjadi berakhlak dan berilmu.
Ini cuplikan salah satu berita yang miris juga kita membacanya…..
BANDUNG, KAMIS — Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) kembali menghadapi ujian berat. Adegan syur seorang wanita yang disebut-sebut sebagai praja IPDN beredar di internet. Sang siswi ditemani pria yang tak terlihat wajahnya. Adegan syur tersebut beredar dalam bentuk potongan gambar. Di sebuah blog yang memuat gambar tersebut, sang praja disebut berinisial SM dan berasal dari Papua.
Di blog tersebut terdapat 13 gambar, salah satunya adalah foto SM mengenakan seragam IPDN berwarna putih. “Saat kami cek, dia memang praja IPDN angkatan 16,” ujar sumber di IPDN.
Foto-foto syur ini menggambarkan SM telanjang dalam posisi telentang, telungkup, hingga berhubungan intim dengan seorang pria. Sepertinya, SM menikmati hubungan ini. Salah satu gambar menunjukkan, SM dengan mata terpejam memeluk laki-laki yang tidak terlihat wajahnya itu. Perbuatan syur tersebut dilakukan di sebuah kamar.
Rektor IPDN Ngadisah mengaku sudah mendengar berita tersebut, namun belum melihat foto-foto itu. “Saya sudah mendengar kabar, tetapi belum lihat fotonya,” ujarnya, Rabu (4/3).
Menurut Ngadisah, beredarnya foto syur tersebut bisa saja ulah segelintir oknum yang ingin mencemarkan nama baik IPDN. Kendati demikian, pihaknya akan tetap mengusut kabar ini.
Ketika dimintai konfirmasi bahwa wanita di foto syur itu adalah SM, praja angkatan 16, dan berasal Papua, Ngadisah menjelaskan bahwa angkatan 16 sudah lulus dua tahun silam. Jika wanita di foto syur tersebut benar SM angkatan 16 dan dia melakukan perbuatan itu setelah lulus, maka hal itu bukan tanggung jawab IPDN.
“Kalau dia alumni, berarti dia sudah bukan tanggung jawab kami karena sudah menjadi tanggung jawab pemda tempat dia bekerja,” kata Ngadisah.
Kasus foto-foto bugil praja IPDN ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, Inu Kencana, waktu itu masih menjadi dosen IPDN, membongkar praktik tak bermoral di kampus pencetak pamong praja tersebut.
Di depan Ketua Komnas HAM Abdul Hakim Garuda Nusantara, pertengahan 2007, Inu membeberkan foto-foto syur seorang wanita dosen IPDN dengan praja pria. “Bukan maksud saya menyebarkan foto porno. Sebenarnya sudah banyak yang tahu. la (dosen tersebut) pasti tidak akan mengakui itu dirinya karena sama saja membuka kebobrokannya. Dia adalah dosen yang mendampingi praja putri yang mengadu ke Komnas HAM beberapa waktu lalu,” kata Inu.
Wanita yang dimaksud Inu adalah ET, dosen IPDN. Sebelum Inu mengadu ke Komnas HAM, ET dan 10 wanita praja IPDN mengadukan Inu ke Komnas HAM dan MUI terkait dengan isi buku berjudul IPDN Undercover karya Inu Kencana.
Melihat gambar yang disodorkan Inu, Ketua Komnas HAM bertanya, “Dari mana Bapak dapat itu?” Inu menjawab, “Dari praja yang ada di foto tersebut.” Inu mengatakan, praja tersebut berinisial EH. Saat Inu mengadu ke Komnas HAM, menurut Inu, EH telah lulus dan bertugas di Pemda Padang, Sumatera Barat. (Tribun Jabar/tat)