Belajar Bisnis di Dunia Maya

Posts tagged ‘manohara’

Kekerasan Dalam Rumah Tangga Para Artis (Mulai Putri Diana,Manohara sampai Cici Paramida)

TIGA wanita ini mungkin mewakili banyak wanita yang mudah terpesona pada pria dan akhirnya rebah dalam pengkhianatan yang tak terbayangkan sebelumnya. Mengejar kasih sayang , kekayaan, kekuasaan, akhirnya justru mendapatkan siksaan lahir batin. Mungkin juga ingin menjadi wanita yang penuh glamor justru merana dalam lemarari kaca.

Putri diana, Manohara, dan Cici ParamidaPutri diana, Manohara, dan Cici Paramida

Tetapi tidak usah khawatir gelombang tidak selamanya pasang, tidak selamanya menyakitkan dan tidak selamanya terdampar menjadi prahara.

Putri Diana akhirnya menemukan cintanya di saat akhir kehidupan. Ia dipuja dan ditangisi. Dunia meratap kecelakaan yg terjadi di Paris pada 31 Agustus 1997 dini hari dan kemudian berpuncak pada pemakaman yang berlangsung seminggu kemudian dan konon memegang rekor pemirsa paling banyak sampai saat ini yaitu 1,5 miliar orang.

Kontroversi wafatnya Sang Putri kemudian berkisar pada teori konspirasi yg berbau rasis dan agama karena Putri of Wales ini akan masuk Islam dan melahirkan seorang bayi muslim atas pernikahan diam-diam dengan Dody Al Fayed, konglomerat muda asal Mesir yang memiliki toko mewah raksasa di pusat kota London Harrods.

Sampai hari ini Lady Di masih tetap dipuja dan dihormati. Kuburannya masih terus dipadati pengagumnya dan mengawal jasad Diana Spencer yang anggun ini dengan bunga-bunga segar.

Menyusul Manohara, wanita cantik berdarah bangsawan Bugis dan Amerika yang pada usia 15 tahun terpesona pada pangeran asal Kelantan, Tengku Fakhry. Anak pasangan George Man (warganegara Amerika) dan Daisy Fajarina ini kemudian menikah pada Agustus 2008 di Kelantan.

Seperti Lady Di yg sejak kecil ditinggal ibunya, maka Manohara juga ditinggal ayahnya sebelum ibunya menikah lagi dengan seorang pria asal Perancis Reiner Pinot Noack yang menitip nama keluarga kepada Manohara. Angan-angan indah tentang sebuah istana ternyata tidak lebih dari sebuah penjara menakutkan.

Akhirnya sang putri berhasil menemukan pintu keluar dan lari meninggalkan sang pangeran pada saat ia berada di sebuah hotel di Singapura dimana sang mertua tinggal untuk menjalani perawatan. Kini Manohara sibuk menerima order wawancara, main sinetron dan show yg lain dengan nilai miliaran rupiah. Akankah ia mulai mendapatkan kebahagiaan yg lebih lama atau masuk ke malapetaka lain lagi, tentunya tergantung bagaimana nasib mengolahnya.

Belum selesai Manohara kini datang Cici Paramida. Seakan ingin menutup kehangatan pilpres, Cici Paramida juga mengawali babak baru hidupnya dengan gemerlap. Ia menikah dengan seorang yang mengaku duda Raden Akhmad Suhaebi dalam upacara sakral di Masjid Haram Februari lalu.

Bulan madunya tak berlangsung lama, karena kemarin muncul berita saat ia menemukan suaminya berada satu mobil dengan wanita lain di sebuah daerah merah di Puncak. Wajah Cici yang mulus menjadi babak belur dan bengkak.

Prahara rumah tangga yang mulai terlihat belangnya juga sdh dilansir, ketika seorang wanita mengakui masih menjadi siteri sah sang raden. Cici yang sempat menutup rapat kisah cintanya ini akhirnya menemukan banyak kejanggalan dalam perjalanan bersama sang raden yang usianya jauh di atas pelantun Wulan Merindu ini.

Darah biru, kekayaan dan ketenaran memang selalu berada dalam permainan gelombang kehidupan. Ia dikejar dengan sempoyongan oleh wanita yang pada hakekatnya tidak pernah sepenuhnya tahan bila melihat pria ganteng, kaya, dan berkeduduan mulia.

Mereka tidak pernah mau berlama-lama menyelidiki lebih dalam mengenai sifat dan kepribadian sang calon. Akhirnya bukan kemuliaan dan impian yang dialami melaikan rententan duka nestapa dan air mata.

Media pesta pora mengorek cerita lebih banyak tentang kisah mereka dan tetap saja ibu-ibu adalah konsumen paling rajin duduk di depan televisi untuk menikmatinya sebagai hiburan dan melupakannya sebagai pelajaran. Habis gelap terbitlah terang, mungkin bisa diterapkan pada cerita di atas, namun gelap bisa juga mengintai kemudian. Berhati-hatilah.

Sumber:  suarabuana.com

Manohara di relief Borobudur Kok Mirip…?

relief1Wow ternyata cerita kisah Manohara sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu…kok mirip ya…

MAGELANG, bangkapos.com — Kisah model Manohara Odelia Pinot yang melarikan diri dari Kerajaan Kelantan, Malaysia, saat berada di Singapura, Minggu (31/5), menghiasi media cetak dan elektronik beberapa hari ini. Namun siapa sangka kasus Manohara ini mirip dengan kisah Putri Manohara yang terpahat di relief Candi Borobudur.

“Sejak awal kasus Manohara mencuat ke publik, para pemandu di Borobudur mendiskusikan, ada kesamaan nama ‘Manohara’ di relief candi. Kasus itu menjadi bahan cerita aktual kami kepada wisatawan,” kata Hatta, salah seorang pemandu wisata Candi Borobudur.

Kemungkinan memang ada kesamaan pesan antara cerita duka yang dialami Putri Manohara sebagaimana yang terpampang di deretan relief di sebelah barat Candi Borobudur, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu dengan kisah duka Manohara Odelia Pinot (17), keturunan dari perempuan bangsawan Bugis, Sulawesi Selatan, dengan pria berkebangsaan Perancis itu.

Manohara Pinot, anak kedua dari pasangan Daisy Fajarina dengan Reiner Pinot Noack itu, belum lama ini berhasil melarikan diri dari kehidupannya di istana Kerajaan Kelantan, Malaysia dan pulang ke Indonesia.

Setelah pernikahannya pada tanggal 26 Agustus 2008 dengan Tengku Muhammad Fakhry, Sang Pangeran Kerajaan Kelantan, Manohara dikabarkan hanya sebentar menikmati bulan madu bersama suaminya.

Menurut cerita Manohara, Fakhry sering kali melakukan kekerasan terhadap dirinya. Kini Manohara Pinot telah berada di pangkuan ibu tercintanya di Jakarta. Daisy dengan Reiner sendiri telah bercerai sejak beberapa waktu lalu.

Manohara Pinot mengaku bekas luka di bagian tubuhnya akibat siksaan suaminya masih ada. Pihaknya akan memproses secara hukum atas kekerasan yang dilakukan suaminya kepada dirinya. Pengakuan tindak kekerasan yang dialaminya diwartakan berbagai media massa di Indonesia.

Budayawan Borobudur, Ariswara Sutomo, mengatakan relief Putri Manohara di relief candi Buddha terbesar di dunia itu menuturkan perlakuan buruk keluarga mertuanya di suatu kerajaan, tempatnya tinggal, yang membuat dirinya pulang ke Kerajaan Manusia Burung.

Putri Manohara yang ada di relief deretan bawah, di dinding utama sebelah barat, di lorong lantai dua Candi Borobudur itu digambarkan sebagai putri berwajah cantik dengan dua kaki burung. “Cerita asli Putri Manohara itu ada di Buku Jataka-Avadana,” katanya.

Seorang pemburu bernama Halaka, katanya, dikisahkan menangkap dengan jaring istimewa manusia burung di sebuah permandian. Manusia burung yang tampak cantik itu adalah putri dari Kerajaan Manusia Burung yang bernama Manohara.

Seorang pangeran menukar Putri Manohara dengan suatu hadiah melimpah kepada Halaka. Dikisahkan, Manohara hidup bahagia sebagai istri Sang Pangeran. Tetapi, pihak keluarga mertuanya tidak suka dengan Putri Manohara. Ibu mertuanya itu menjadi otak bencana duka bagi kehidupan Putri Manohara.

Saat Sang Pangeran mendapat tugas berperang melawan musuh di garis terdepan, Putri Manohara diusirnya dari kerajaan itu. Dia lalu pulang ke kampung halamannya di Kerajaan Manusia Burung, sambil mengusung segala dukanya.

Suaminya yang pulang dari medan peperangan sedih karena tidak menjumpai isteri tercintanya di istana. Ia lalu menemui Halaka untuk mencari Manohara.

Halaka dikisahkan tidak mengetahui tempat tinggal Putri Manohara. Ia hanya memberitahu Sang Pangeran bahwa dirinya sering menjumpai sekumpulan manusia burung di suatu telaga.

Pangeran pun kemudian mencari Putri Manohara di telaga itu. Dia hanya menemukan beberapa manusia burung dan tidak ada Manohara di tempat itu. Ia kemudian menitipkan sebuah cincin perkawinannya kepada salah seorang di antara sejumlah manusia burung untuk disampaikan kepada Putri Manohara.

“Ceritanya, semula Putri Manohara takut kembali kepada Sang Pangeran, namun demi kesetiaannya sebagai istri, ia lalu memutuskan kembali kepada suaminya. Cerita itu berakhir dengan relief yang menggambarkan kebahagiaan Putri Manohara,” katanya.

Kisah Manohara Pinot memang sampai saat ini belum berakhir dengan suatu kebahagiaan sebagaimana Putri Manohara di relief Borobudur. Kembali ke pangkuan ibundanya, Daisy, mungkin melegakan Manohara Pinot. Tetapi, luka batin akibat tindak kekerasan suaminya mungkin masih bernanah.

“Kisah penderitaannya mungkin sama,” kata Ariswara yang juga penulis buku Temples of Java itu.

Menurut dia, ada kemungkinan orangtua Manohara Pinot memberi nama putrinya “Manohara” berdasarkan pengetahuannya tentang cerita yang ada di dalam salah satu kitab buddhis itu.

Kisah Putri Manohara, katanya, tentu dikenal di negara-negara dengan penduduk mayoritas pemeluk Buddha seperti India, Tibet, Thailand, dan di Candi Borobudur yang dibangun di antara Kali Elo dengan Progo, Kabupaten Magelang, sekitar abad ke-8 masa Dinasti Syailendra itu.

Pengelola kepariwisataan Candi Borobudur, PT Taman Wisata Candi Borobudur, juga menggunakan “Manohara” sebagai nama hotel yang berada di dalam kompleks taman itu.

Hatta yang juga Sekretaris Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Magelang itu mengaku, sebagian besar rombongan pelajar yang berwisata di Candi Borobudur akhir-akhir ini menanyakan tentang kisah Putri Manohara karena adanya kesamaan nama dengan mantan model itu.

“Banyak pelajar yang tahu kalau ada cerita Putri Manohara di Candi Borobudur, mereka menanyakan dan kami menuturkan sebagai tautan aktual atas kisah Sidarta Gautama yang menjadi lakon dari cerita Candi Borobudur,” katanya.

Kini kepariwisataan Candi Borobudur memasuki musim kunjungan pelajar yang mengisi liburan sekolah tahun 2009.

Ia mengaku, relatif tidak banyak wisatawan mancanegara yang bertanya tentang kisah Putri Manohara di Candi Borobudur. “Ada peningkatan intensitas cerita Manohara kepada wisatawan Nusantara, mungkin karena sesama Indonesia, mereka lebih memperhatikan adanya kesamaan nama itu,” katanya.

Kalangan pemandu wisata Candi Borobudur, katanya, umumnya mengedepankan tentang kisah percintaan Putri Manohara dengan Sang Pangeran kepada para wisatawan.

Namun, katanya, pesan moral yang ingin disuguhkan pemandu wisata Candi Borobudur kepada wisatawan adalah relatif banyaknya pengalaman di masyarakat hingga saat ini tentang konflik antara menantu dengan keluarga mertuanya. Kebanyakan orang tua tidak suka dengan menantunya.

“Untuk pasangan muda-mudi yang berwisata di Borobudur akhir-akhir ini meneguk pelajaran nilai atas tragedi Manohara. Kisah Putri Manohara dan Manohara Pinot adalah pelajaran hidup berkeluarga. Hidup berpasangan suami istri tentu harus didasari saling cinta yang sejati,” kata Hatta.KOMPAS.COM
(ANT)

Drama Penculikan Manohara Pinot Versi Kerajaan Kelantan

Ibu model cantik Manohara Odelia Pinot (Mano) menuduh putra Raja Kelantan, Tengku Muhammad Fahkry, menculik putrinya saat berada di bandara di Jeddah, Arab Saudi. Namun, pihak istana mengatakan Daisy Fajarina, ibu Mano, cuma salah paham.

“Pemandu di Jeddah tidak tahu. Dia bawa Daisy ke tempat (pesawat) jet juga. Itu yang jadi masalah sedikit. Apabila jet sudah ditutup, tidak boleh dibuka lagi,” kata sahabat dekat pasangan Fakhry-Manohara Odelia Pinot (Mano), Moh Soberi Shafii seperti dikutip dari http://www.malaysiakini.com, Selasa (28/4/2009).

“Jadi tertinggalah beliau (Daisy). Itu saja. Itu yang beliau katakan diculik itu,” kata dia.

Menurut Soberi, pada saat di bandara Jedaah untuk pulang dari Umroh itu, Daisy memang diminta naik penerbangan lain, bukan jet pribadi yang ditumpangi Fakhry dan istrinya.

“Agen perjalanan lupa bilang kepada sopir mobil. Selepas dari hotel, kita ke jet, dan beliau (Daisy) ke (penerbangan) komersial,” kata Soberi menjelaskan peristiwa yang terjadi pada Februari 2009 lalu itu.

Soberi mengaku, dirinya satu jet bersama Fakhry dan Mano pulang ke Kelantan. Di dalam pesawat itu juga ada seorang pengawal pasangan tersebut.

“Di dalam jet, Manohara menenelepon memberitahu ibunya bahwa mau balik ke Kelantan dan ibu (pulang) ke Jakarta,” pungkasnya.

Sumber: detikcom

Awan Tag